Ticker

6/recent/ticker-posts

"Kisah Sepotong Kue"



Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba.
Untuk membuang waktu,ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara, lalu menemukan tempat untuk duduk.Sambil duduk, wanita itu membaca buku yang baru dibelinya.
Dalam keasyikannya , ia melihat lelaki di sebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua kue yang berada di antara mereka.
Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia terus membaca, mengunyah kue, dan melihat jam.
Sementara si Pencuri Kue yang pemberani menghabiskan persediaannya. Ia semakin kesal. Sementara waktu terus berlalu.

Wanita itu pun sempat berpikir: "Kalau aku bukan orang baik sudah  kutonjok dia!“.


Setiap ia  mengambil satu kue, Si lelaki juga mengambil satu.

Ketika hanya tersisa satu kue, ia bertanya-tanya apa yang akan

dilakukan lelaki itu.

Dengan senyum tawa di wajah dan agak gugup, Lelaki itu mengambil kue terakhir dan  membagi dua.

Si lelaki menawarkan separo miliknya, kemudian ia makan yang separonya lagi.

Si wanita pun merebut kue separoh itu dan bergumam: “Ya ampun orang ini berani sekali dan juga kasar. Malah ia sama sekali tidak kelihatan berterima kasih”.


Belum pernah ia merasa  sekesal ini. Ia menghela napas lega saat  penerbangannya diumumkan.
Ia mengumpulkan barang miliknya dan segera bergegas menuju pintu gerbang. 
Ia Menolak untuk menoleh pada si "Pencuri tak tahu terima kasih itu".
Ia naik pesawat dan duduk di  kursinya, lalu mencari buku yang hampir selesai dibacanya. Saat ia  merogoh tasnya, ia menahan nafas dengan kaget!!. Di situ ada kantong kue yang dibelinya !!!
Lho..Koq kueku ada disini,keluhnya dengan sedih dan patah hati.
Berarti,kue tadi milik lelaki itu.
Ia berbaik hati mau berbagi.
Terlambat untuk minta maaf. Ia tersandar dan bersedih.
Sesungguhnya, Dialah yang kasar dan tak tahu berterima kasih.

Dialah pencuri kue itu !
Dalam hidup ini, kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi.

Kita sering  berprasangka dan melihat orang lain dengan
kacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya.

Orang lainlah yang selalu salah
   Orang lainlah yang patut disingkirkan
   Orang lainlah yang tak tahu diri
   Orang lainlah yang berdosa
   Orang lainlah yang selalu bikin masalah
 Orang lainlah yang pantas diberi pelajaran

Padahal

   Kita sendiri  yang mencuri kue tadi
   Kita sendiri  yang tidak tahu terima kasih

Kita sering mempengaruhi, mengomentari, dan mencemooh pendapat/penilaian/gagasan orang lain

Sementara Sebetulnya

Kita belum tahu betul duduk permasalahannya.


Kita sering mempengaruhi, mengomentari, dan mencemooh pendapat/penilaian/gagasan orang lain


Sementara Sebetulnya
Kita belum tahu betul duduk permasalahannya.

Posting Komentar

0 Komentar